Modus Penipuan Segitiga: Hanya Menguntungkan Satu dari Tiga



Memiliki kendaraan pribadi seakan sudah menjadi kebutuhan di masyarakat, sehingga tak jarang bagi kita untuk membeli motor dan/atau mobil bekas secara daring, apalagi dengan harga yang lebih ramah dengan dompet. Dari sisi penjual pun lebih menguntungkan untuk menjual mandiri secara online daripada menjual ke showroom mobil dengan harga yang tidak masuk akal. Tapi, dengan adanya modus penipuan segitiga, transaksi lumrah ini bisa merugikan tak hanya penjual, namun juga pembeli.


Skema Penipuan Segitiga


Seperti namanya, penipuan segitiga melibatkan tiga orang; pelaku, penjual, dan pembeli. Meskipun bisa terjadi di dalam transaksi apa saja, laporan menunjukkan bahwa skema ini lebih sering terjadi dalam penjualan mobil bekas. Untuk melancarkan aksinya, penipu akan mengaku sebagai pembeli kepada penjual, dan ‘menjual’ kepada pembeli.


1. Pelaku menghubungi penjual asli seakan-akan menjadi calon pembeli dan meminta detail foto mobil beserta alamat penjual. Menggunakan informasi ini, penipu akan mengiklankan produk yang sama dengan harga yang jauh lebih murah.

2. Setelah memasang iklan dan mendapat calon pembeli yang berminat, pelaku akan menghubungkan dengan penjual asli untuk cek kondisi mobil, dan meminta untuk calon pembeli tidak membahas harga dengan alasan penjual asli akan meminta komisi.

3. Setelah deal, calon pembeli akan diarahkan untuk transfer ke rekening pelaku sesuai kesepakatan. Pelaku juga akan mengarahkan untuk mengambil BPKB beserta kunci mobil ke alamat penjual asli setelah transfer.

4. Pembeli akan mendatangi penjual asli setelah transfer, namun pada saat ini pembeli sadar bahwa telah menjadi korban penipuan. Penjual asli tidak dapat memberi kunci mobil dan BPKB karena merasa tidak pernah menerima uang.

5. Jika sudah tertipu, pelaku akan sulit dilacak karena baik pihak pembeli dan penjual asli tidak pernah bertemu langsung dengan pelaku. Pelaku akan segera memblokir nomor pembeli sesaat setelah transfer, begitu pula sikapnya terhadap nomor penjual.


Memang, sebaiknya pembelian barang dilakukan secara offline, apalagi barang mewah seperti mobil. Namun, skema penipuan ini menunjukkan bahwa bahkan setelah bertemu langsung pun masih saja bisa penipu melancarkan aksi penipuannya.


Untuk menghindarinya, kamu bisa mengkonfirmasi kembali kepada penjual/pembeli terkait transaksi, dan pastikan juga kamu bertemu dengan orang yang sama dengan yang menghubungi kamu secara online. Selain itu, periksa bahwa rekening yang kamu terima belum dilaporkan di IC4 menggunakan fitur cek rekening sebelum kamu mengirimkan uang, dan jangan ragu untuk memastikan kembali nomor tersebut dengan penjual ketika bertemu di tempat.