Misi Mulia Dalang Sujiwo Tejo, Jaga Budi Pekerti Leluhur Lewat "Hongwilaheng Hengwalihong" di Mojokerto

Misi Mulia Dalang Sujiwo Tejo, Jaga Budi Pekerti Leluhur Lewat "Hongwilaheng Hengwalihong" di Mojokerto | Poto: Cak Lubis Papanca


MOJOKERTO - Pagelaran seni budaya Wayang Jagong dengan dalang kenamaan Sujiwo Tejo sukses digelar di Pondok Alam Adat Budaya Nusantara, Jolotundo Trawas, Mojokerto, Jawa Timur pada Sabtu malam, 30 Agustus 2025. Pertunjukan yang bertajuk Daulat Budaya Nusantara dengan lakon "Hongwilaheng Hengwalihong" ini tidak hanya menghibur, namun juga membawa misi mulia untuk melestarikan tradisi dan budaya bangsa.

Acara yang dimulai Jam 20.00 WIB ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Korem 082/CPY Kolonel Inf. Batara Alex Bulo, Wali Kota Mojokerto Ning Ita, Bupati Mojokerto Gus Barra, serta Komisaris pusat polisi W. Sujatmoko juga penasihat Museum Gubuk Wayang Kota Mojokerto. Kehadiran para tamu undangan dari berbagai daerah menunjukkan antusiasme tinggi terhadap upaya pelestarian budaya ini.

Dalam sesi diskusi, respon positif datang dari para hadirin, termasuk dari para pejabat yang hadir. Mereka sangat bangga menyaksikan langsung pertunjukan Wayang Jagong dari Sujiwo Tejo. Wali Kota Mojokerto, Ning Ita, bahkan menegaskan komitmennya dalam menjaga perdamaian dan kepemimpinan nasional. "Kami menekankan komitmen kuat untuk menjaga kepemimpinan nasional dan perdamaian. Kami siap menerapkan pendekatan radikal dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab demi memastikan perdamaian di kota Mojokerto," ujarnya.

Gerakan Daulat Budaya Nusantara sendiri memiliki visi untuk merawat keluhuran budi pekerti para leluhur, adat istiadat, dan tradisi. Gerakan ini secara bersamaan juga bertujuan "meruwat" manusia (culture) dan alam (nature) agar tercipta harmoni menjadi visi terjauhnya.

Sementara itu, Komisaris W. Sujatmoko menekankan peran polisi sebagai pelayan masyarakat yang mengedepankan nilai-nilai toleransi dan rasa hormat. Ia juga menyoroti pentingnya pembangunan museum-museum baru di Indonesia sebagai sarana pendidikan. "Saya prihatin dengan minimnya kunjungan wajib ke museum bagi siswa di wilayah ini," ungkapnya, seraya membandingkan dengan praktik di negara lain. Ia pun mengajak masyarakat untuk lebih aktif terlibat dalam kegiatan museum demi kemajuan pendidikan dan apresiasi budaya.

Pagelaran Wayang Jagong ini menjadi bukti nyata bahwa seni dan budaya dapat menjadi medium yang efektif untuk menyatukan berbagai elemen masyarakat dan menanamkan nilai-nilai luhur kepada generasi penerus.