Menguak Kekayaan Budaya: Mengenal Lebih Dekat Wayang di Museum Gubug Wayang Mojokerto

Menguak Kekayaan Budaya: Mengenal Lebih Dekat Wayang di Museum Gubug Wayang Mojokerto | Poto: M Nuri



MOJOKERTO – Siapa yang tak kenal wayang? Seni pertunjukan tradisional ini dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, dari anak-anak hingga orang dewasa. Namun, tidak banyak tahu tentang keragaman jenis, bentuk, dan filosofi mendalam terkandung di dalamnya, diciptakan oleh para pujangga hebat dari masa lalu.

Untuk memperkenalkan kekayaan budaya ini, berdirilah Museum Gubug Wayang di Kota Mojokerto, Jawa Timur. Museum ini memiliki lebih dari 9.800 koleksi wayang beragam. Berlokasi di Jalan Kartini 23, Mergelo, Kauman, Prajurit Kulon, museum ini buka mulai jam 09.00 hingga 17.00 WIB, dari hari Selasa sampai Minggu, dan tutup setiap hari Senin.

Didirikan oleh Yensen Project dan diresmikan pada 15 Agustus 2015, museum ini lahir dari rasa cinta dan keprihatinan terhadap seni budaya sarat pesan moral dan filosofi hidup, namun mulai terpinggirkan oleh perkembangan zaman. Menurut Salma, salah satu pemandu museum, sejarah wayang bermula dari relief candi atau prasasti

Dari wayang lontar bergeser perkembangan nya ke wayang beber karena dilukis diatas kain. Hingga menampilkan satu persatu tokoh dalam bentuk wayang kulit dan wayang kayu dengan berbagai karakter tokoh. Perkembangan terus berlanjut sampai terciptakan Wayang Golek dianggap lebih hidup dan ekspresif.