Empat Dekade Menganyam Harapan: Pengrajin Bambu Rembul Butuh Sentuhan Pemerintah



Rembul, Randudongkal – 8 November 2025 | Bapak Seri dan Ibu Mur tengah menganyam bambu di rumahnya di Desa Rembul, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang. Hasil kerajinan bambu buatan Bapak Seri dan Ibu Mur yang siap dipasarkan.

Bertepatan pada hari Minggu, 8 November 2025, pukul 09.00 WIB, saya berkesempatan bersilaturahmi ke rumah Bapak Seri dan Ibu Mur di Desa Rembul, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang.

Pasangan suami istri ini setiap hari dengan penuh semangat membuat kerajinan dari bambu yang telah menjadi sumber penghidupan mereka sejak tahun 1984.

Dengan ketelatenan dan keuletan, keduanya mampu menghasilkan sekitar lima buah kerajinan bambu setiap hari. Setiap hasil karya tersebut dijual di pasar dengan harga sekitar Rp7.000 per buah.

Meskipun hasilnya tidak besar, namun bagi mereka, pekerjaan ini adalah bentuk perjuangan untuk tetap mandiri dan menjaga warisan keterampilan tradisional.

Proses pembuatan kerajinan bambu yang dilakukan secara manual dengan alat sederhana. Dalam perbincangan hangat, Bapak Seri dan Ibu Mur mengungkapkan harapannya agar pemerintah dapat lebih memperhatikan para pengrajin kecil seperti mereka.

Sejak tahun 1984 hingga kini, mereka belum pernah mendapatkan bantuan, pelatihan, ataupun dukungan pemasaran dari pihak terkait.

“Kami hanya berharap ada perhatian dan dukungan agar hasil kerajinan ini bisa berkembang dan dikenal lebih luas,” ujar Bapak Seri penuh harap.

Kerajinan bambu yang mereka hasilkan bukan hanya memiliki nilai ekonomi, tetapi juga nilai budaya dan kelestarian lingkungan.

Di tengah maraknya produk modern, kehadiran pengrajin seperti Bapak Seri dan Ibu Mur menjadi bukti nyata bahwa kearifan lokal masih bertahan dan perlu dijaga bersama.


Rembul, Kuswandi