Antusias! Sendang Ketapang Bening Ngoro Gelar Acara Kawilujengan Dihadiri Para Pegiat Budaya.

Antusias! Sendang Ketapang Bening Ngoro Gelar Acara Kawilujengan Dihadiri Para Pegiat Budaya. 


Mojokerto, Matadunia8 - Sekelompok pegiat budaya dan spiritual dari berbagai penjuru kota berkumpul pada Minggu, 24 Agustus 2025, untuk sebuah acara sakral di Sendang Ketapang Bening, sebuah situs bersejarah yang diyakini peninggalan era Majapahit. Dikenal juga sebagai Sendang Pandan Sari atau Junjung Jawi, ritual yang bertema "Kawilujengan Sendang Ketapang Bening" ini menjadi magnet bagi mereka yang peduli terhadap warisan leluhur.

Acara ini tidak hanya sekadar ritual, melainkan sebuah manifestasi kecintaan yang mendalam terhadap budaya dan sejarah bangsa. Kehadiran para tokoh pegiat budaya dari berbagai daerah seperti Mbah Mulyono dari Dewan Majapahit, Mbah Warok Klampis Ireng, Bopo Bambang dari HPK Sidoarjo, dan Bopo Agung dari HPK Pasuruan membuktikan bahwa semangat untuk melestarikan warisan leluhur masih sangat kuat. Ritual ini berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, sekaligus memperkuat tali persaudaraan di antara para pegiat budaya.

Dibantu oleh juru pelihara dan juru kunci, Bopo Jainuri dan Bopo Yahudi selaku penanggung jawab, acara dimulai pukul 14.00 WIB. Dibuka dengan alunan "Suluk pupusing dupo" oleh Ki Darmaji, dilanjutkan dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Prosesi puncak berupa pengambilan air sendang oleh putri-putri dari Paguyuban Kencono Ungu menjadi momen yang penuh makna. Setelah sambutan dari Bopo Jainuri sebagai tuan rumah, acara berlanjut dengan ramah tamah dan makan bersama. Seluruh rangkaian acara berlangsung khidmat dan berakhir sekitar pukul 17.00 WIB.

Sendang Ketapang Bening terletak di tengah sawah Desa Wates Negoro, RT 06/RW 06, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Meskipun jalan menuju lokasi berupa jalur setapak berbatu, hal itu tidak mengurangi antusiasme para peserta. Suasana ritual semakin terasa khusyuk dengan adanya dua makam yang disucikan, yaitu makam Ki Ageng Sempono dan Nyi Sukma. Pemandangan pendopo kayu yang artistik dan spanduk Merah Putih yang berkibar semakin menambah nuansa sakral pada acara tersebut.