Sesaji Bukan Sekedar Benda Persembahan Tetapi Korelasi Antara Manusia dan Semesta.
Sesaji Bukan Sekedar Benda Persembahan Tetapi Korelasi Antara Manusia dan Semesta. | Poto: Dewi Kushmanda. |
Mojokerto, 22 September 2025 Newjurnalis.com. Keragaman sesaji adalah suatu bentuk betapa kecerdasan manusia mempunyai koneksitas dengan kesadaran semesta mampu diwujudkan dengan sarana.Keragaman sesaji untuk mengimplentasikan rasa syukur tidak sama bentuknya dengan sesaji untuk kematian ataupun sesaji untuk permohonan tertentu karena setiap benda yang dijadikan persembahan berbeda pula, meski dari bahan materi yang sama.
Contoh : Sesaji dari berbagai jenis bunga, ketika akan dijadikan sesaji maka akan berbeda pula namanya, artinya, unyuk apa dan sebagai symbol apa. Seperti dalam istilah Jawa ada, kembang telon, kembang setaman, kembang boreh, kembang macan kerah atau semacamnya.Penataan yang rapi berdasarkan warna itu suatu keharusan karena berkaitan dengan rasa hormat dan keindahan.
Untuk makanan dari bahan yang sama dari tepung beras menjadi ragam kue sebagai symbol tertentu, kue apem, kue mangkok, kue nagasari, kue procot (biasanya untuk sesaji ketika padi mulai muncul di tangkai) orang Jawa mengatakan istilah mbok Sri meteng(hamil).Apem sudah umum untuk sesaji leluhur yang sudah meninggal, itu contoh kecil yang paling sederhana diketahui masyarakat umum.
Bahan Janur dari pelepah paling muda pohon kelapa, ketika dijadikan sarana sesaji dalam bentuk beragam, maka nama sebutannya pun berbeda, dalam bentuk seperti kipas, payung, ular ularan, pedang pedangan, penjor atau sekedar hiasan terurai menghiasi tratak sebagai pertanda rumah seseorang sedang punya hajatan pesta pernikahan, sunatan atau simbol pesta lainnya.
Dari bahan daun pisang ketika dijadikan tempat sarana sesaji maka setiap bentuk mempunyai sebutan sendiri, seperti istilah suji, takir, samir, conthong, suru dan lain sebagainya. Meski dijaman sekarang lebih praktis menggunakan tempat sesaji dari bahan instan terbuat dari plastik demi efisiensi tetapi untuk hal sakral tertentu bahan daun pisang tetap masih digunakan karena simbol semesta yang hidup.