Jendela Peradaban Majapahit: Menelisik Jejak Sejarah di Museum Penataran Blitar

Museum Penataran Blitar: Rumah Arca yang Menjaga Napas Sejarah Hindu-Buddha


BLITAR – Berdiri tak jauh dari kompleks Candi Penataran yang megah, Museum Penataran menjadi sebuah pusat ingatan arkeologis yang vital. Museum ini berfungsi sebagai rumah bagi ratusan artefak yang menjadi saksi bisu kejayaan peradaban Hindu-Buddha di Jawa Timur, mulai dari era Mataram Kuno hingga puncak keemasan Majapahit.

Museum Penataran adalah sebuah museum arkeologi yang menyimpan dan memamerkan koleksi benda-benda purbakala, terutama arca-arca peninggalan zaman kerajaan Hindu-Buddha. Daya tarik utamanya adalah Arca Durga Mahisasuramardini yang kondisinya masih sangat utuh dan memukau, melambangkan kemenangan kebaikan (Dharma) atas kejahatan (Adharma).

Museum ini berlokasi strategis di Jalan Penataran, Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, berada dalam satu kawasan dengan situs Candi Penataran.

Museum ini didirikan oleh K.P. Warsokusumo, yang merupakan Bupati Blitar kedua. Koleksi di dalamnya mencakup berbagai arca dewa-dewi penting dalam kepercayaan Hindu, seperti Trimurti (Brahma, Wisnu, Siwa), Agastya, Nandiswara, serta arca Kala-Makara. Subjek utama museum ini adalah artefak-artefak itu sendiri, yang berfungsi sebagai media edukasi bagi generasi masa kini.


Meskipun tanggal pasti pendiriannya tidak disebutkan, museum ini menampung artefak dari rentang waktu yang sangat panjang, mencakup era Kerajaan Mataram Kuno hingga Kerajaan Majapahit. Sebagai institusi, museum ini dapat dikunjungi oleh masyarakat pada masa sekarang untuk mempelajari sejarah masa lampau.

Museum Penataran didirikan dengan tujuan untuk menampung, merawat, dan melindungi temuan-temuan arkeologis berharga dari wilayah sekitarnya. Bagi pengunjung, museum ini menjadi sarana untuk memahami kepercayaan, norma sosial, dan kearifan lokal masyarakat Jawa kuno. Ia berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan generasi sekarang dengan warisan leluhur mereka.

Museum ini menjalankan perannya dengan menampilkan koleksi arca secara informatif. Setiap artefak, mulai dari arca penjaga gerbang hingga dewa-dewi utama, disusun untuk menceritakan sebuah narasi tentang kosmologi dan kehidupan spiritual masa lalu. Melalui kesunyian dan keagungan koleksinya, terutama pada detail Arca Durga, museum ini memungkinkan pengunjung untuk "berdialog" dengan sejarah dan merasakan bagaimana "sejarah bernapas pelan-pelan" di antara dinding-dindingnya.