Area Makam Ki Ageng Selo Aji dan Ki Ageng Makdun Di Desa Payungrejo Menjadi Destinasi Ziarah Religi
![]() |
Mojokerto – Semangat gotong royong dan kepedulian terhadap warisan budaya kembali ditunjukkan oleh warga Dusun Sumberrejo, Desa Payungrejo, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto.
Mereka secara mandiri membangun dan merawat area makam dua tokoh penting peninggalan sejarah Mataram, yakni Ki Ageng Selo Aji dan Ki Ageng Makdun.
Pembangunan ini diprakarsai oleh Widianto beserta tim masyarakat sekitar yang prihatin akan kondisi makam leluhur yang sebelumnya kurang terawat sangat disayangkan memang tanpa adanya bantuan dari pemerintah.
Justru yang membanggakan, seluruh proses pembangunan ini dilakukan dengan dana swadaya masyarakat, tanpa ada campur tangan ataupun dukungan dari kepala desa maupun kepala dusun (kasun) setempat,"Paparnya
Area makam yang terletak di tengah hamparan sawah ini dipercaya sebagai tempat peristirahatan tokoh-tokoh penyebar ajaran Islam dan budaya Mataram kuno di wilayah Mojopahit, khususnya Mojokerto dan sekitarnya.
Ki Ageng Selo Aji dan Ki Ageng Makdun dikenal sebagai tokoh karismatik yang memiliki pengaruh besar dalam penyebaran nilai-nilai keagamaan dan budaya Jawa di masa kerajaan Mataram.
Warga yang terlibat dalam pembangunan mengaku kecewa dengan sikap acuh dari perangkat desa. Menurut mereka, situs sejarah semestinya mendapatkan perhatian dan pelestarian yang layak, mengingat nilai budaya dan spiritual yang terkandung di dalamnya.
“Kami tidak meminta banyak, hanya berharap ada perhatian terhadap warisan leluhur. Ini bukan hanya soal bangunan, tapi soal harga diri dan sejarah desa ini. Sangat disayangkan jika pihak desa bersikap seolah tak peduli,”ujar Widianto, salah satu tokoh penggerak pembangunan makam.
Saat anggota Tim 7 dari Media 12 Juli 2025 pukul 11:50 WIB, tampak bangunan bergaya arsitektur Jawa klasik telah berdiri kokoh dengan gerbang berbahan batu bata merah. Simbol-simbol budaya seperti payung kuning, patung lampu minyak, dan bendera Merah Putih menandakan adanya semangat nasionalisme dan pelestarian adat yang berjalan seiring.
Pembangunan ini tak hanya sebagai bentuk pelestarian budaya, namun juga sebagai langkah spiritual bagi warga yang rutin mengunjungi makam untuk berdoa dan mengenang jasa para leluhur.
Mereka berharap, kawasan makam ini dapat menjadi cagar budaya sekaligus destinasi ziarah religi yang membawa manfaat spiritual dan sosial bagi masyarakat sekitar.
Pihak warga berencana mengajukan pengakuan situs ini ke instansi terkait, agar mendapatkan status perlindungan resmi sebagai warisan budaya.
Harapan mereka sederhana agar generasi mendatang masih dapat melihat dan mengenang jasa besar para leluhur seperti Ki Ageng Selo Aji dan Ki Ageng Makdun, bukan sekadar dari cerita, tetapi juga dari bentuk fisik peninggalan sejarah yang terjaga,"Ujarnya.
Jurnalis Tim Red